RSS
Write some words about you and your blog here

Refleksi “Fashion”, dari Zaman ke Zaman

      Jakarta – Kehabisan ide segar mungkin tidak perlu dikhawatirkan lagi di dunia fashion di Indonesia sebab bakat baru terus tampil ke depan dengan berbagai pembaruan.
Perkembangan dunia fashion merupakan perjalanan sejarah berkesinambungan dari zaman ke zaman. Tidak ada keterputusan ide antara tren yang terjadi di masa lalu dengan di masa sekarang. Bahkan, tren di masa depan sering digambarkan sebagai perpaduan antara tren di masa lalu dan masa sekarang.
Dengan dasar inilah tema “Past + Present = Future” dipilih dalam pergelaran Indonesian Designers Kaleidoscope, sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Pacific Place Jakarta yang pertama.
Acara berlangsung di area Stars VIP Pacific Place Jakarta, pertengahan bulan November yang lalu. Serangkaian desainer terkemuka Indonesia dari berbagai angkatan berpartisipasi dalam perayaan ini. Mereka adalah Barli, Chossy Latu, Denny Wirawan, Didi Budiardjo, Eddy Betty, Ghea S Panggabean, Harry Darsono, Non Kawilarang, Prajudi, Priyo Oktaviano, Ronald V Gaghana, Sebastian Gunawan, Stella Rissa, dan Tri Handoko.
Beberapa nama seperti Non Kawilarang dan Prajudi merupakan sosok desainer yang sejak lama mengusung tren di masa lalu. Non Kawilarang selama ini dikenal sebagai desainer yang membawakan koleksi Rima Melati.
Ada juga yang mendasarkan ide pada tren fashion di masa lalu, namun diolah lagi menjadi baru. Nama desainer seperti Sebastian Gunawan dan Chossy Latu termasuk ke dalam golongan ini.
Pada pergelaran ini, desainer yang tampil adalah desainer yang kerap mengusung tema kontemporer.
“Dulu tren tersebut memang ada, namun tak hanya berhenti di situ saja. Banyak gagasan dari sana yang bisa dikembangkan dalam periode kontemporer seperti sekarang ini,” kata desainer Denny Wirawan.
Namun, Denny mengakui dirinya lebih banyak memaparkan konsep kontemporer ke dalam karyanya. Dia mengistilahkan konsep yang berasal dari masa lalu hanyalah sebagai avant garde dari konsep yang dipaparkan sekarang.
Menurut Stella Rissa, bila dibandingkan dengan konsep di masa sekarang, konsep di masa lalu bisa dikatakan lebih bernuansa gelap.
Sebagai contoh konsep di masa sekarang, dapat dilihat dari karya Stella yang kali ini mengangkat tema “I Feel Like Dancing in the Rainbow”. “Dengan konsep ini, saya menunjukkan bahwa konsep di masa sekarang lebih kasual dan tak merepotkan,” katanya.

  • Nasional dan Internasional
Dalam perjalanannya, masa depan dunia mode Indonesia terus berkembang dengan baik. Ditambah lagi bila event-event pertemuan karya semacam ini dapat dilakukan secara rutin. Konsep-konsep terdahulu akan terus berevolusi sampai sekarang.
Hal ini menunjukkan bahwa konsep yang ada sebenarnya sudah berakar pada kebudayaan bangsa, dari dulu hingga sekarang. Dari sinilah masa depan tren mode di Indonesia ditentukan.
“Saya lihat sekarang juga sudah banyak talent baru yang mulai tampil ke permukaan,” kata Ghea S Panggabean.
Ghea melihat bahwa para desainer baru juga telah menunjukkan kerja keras yang patut dihargai. “Dari masa lalu, kita hanya bisa mengambil jumputan-jumputan konsep yang selanjutnya akan dikembangkan di masa sekarang,” kata Ghea lagi.
Dari perkembangan itu, Stella merumuskan kalau masa depan tren dan mode akan mengarah kepada konsep yang minimalis. Pemikiran fashion pun akan makin berkembang pesat, walaupun hal itu akan membawa persoalan baru di sisi lain. “Masalahnya, orang sering kali hanya melihat satu karya yang original,” kata Stella.
Oleh karena itu, ruang-ruang pamer bagi para seniman mode harus lebih diperluas lagi. Dengan makin banyaknya festival atau pergelaran, ide baru akan semakin berkembang. Di tengah pesatnya jumlah perancang baru, desainer yang berkarya di event tingkat internasional pun bertumbuhan. Hal ini dapat memberikan masukan baru bagi perkembangan dunia fashion di Indonesia. Komunikasi dan interaksi sangat mendukung dalam proses perjalanan dunia mode di Indonesia.


Model Fashion zaman dulu

Anak Gahul 90an

Tadi pas iseng-iseng googling,eh tau-tau nemu artikel yang judulnya style anak gahul 90an. Ini hal-hal yang lagi ngetrend bgt pas era itu:


1. Make sepatu ala ABRI merek Dok Mart

2. Make wardrobe merek ALIEN WORKSHOP


3. Menjadi Korban Celana Bergaris (KCB) merek MAMBO


4. Punya koleksi Lengkap Grifone


5. Ngumpulin hal2 yg berbau Fido Dido


6. Maen In-Line Skate (roller blade) di senayan atau mentok2 di depan rumah


7. Beli dan make sepatu Reebok PUMP


8.  sepatu La Gear Light


9. Motong rambut dengan model SKIN DALEM


10. Yg cewek ga mau kalah, minta dipotong ala DEMI MOORE


 

90an...

Hemhem pada era ini kita berdua udah lahir loh..,Jadi mungkin agak-agak sedikit inget yang lagi ngetrend waktu itu. Hal yang paling menonjol adalah baju-baju flannel, celana jins yang ada bolong-bolongnya n rambut belah tengah.

Untuk urusan sepatu,sepatu yang lagi in banget waktu itu ada merek sepatu LA Gear. Model sepatu ini mirip dengan model sepatu basket. Model merek sepatu ini yang paling ngetrend waktu itu adalah LA LIGHTS, yang mempunyai lampu dan lampu tersebut akan menyala setiap kita memakainya di jalan. Icon artis yang sering memakai sepatu ini adalah Paula Abdul.

Trend Modul Jadul

Trend Model Zadul


Para vendor sukses memodifikasi trend fashion era 70-an menjadi pilihan gaya busana remaja sekarang. MODEL busana terus berganti seiring perkembangan zaman. Para desainer mencoba menemukan gaya-gaya baru yang tentu saja harus disesuaikan dengan selera calon konsumen. Saking seringnya model busana berganti, kemungkinan para perancang busana kehabisan ide. Buktinya vendor fashion melirik gaya tahun 70-an. Tapi model ‘zaman dulu’ alias ‘zadul’ itu tak diadopsi secara total.
Beberapa bagian dimodifikasi. Entah untuk mempercantik tampilan atau sekedar membedakan model saat ini dengan aslinya. Kesan itu terasa  di pusat-pusat perbelanjaan di Samarinda. Model ‘zadul’ ini pun mulai menjamur. Contoh misalnya di SCP (Samarinda Cental Plaza),  Jalan Pulau Irian. Di tempat nongkrong Agasa (anak gaul Samarinda) itu terlihat remaja-remaja wanita mengenakan mini dress ala 70-an.
Salah satunya Mala. Gadis manis berkulit putih itu terlihat serasi mengenakan mini dress yang dipadukan dengan legging. Tambahan aksesoris seperti tas tangan dan flat shoes, menambah ceria penampilan wanita ini. Apa alasan Mala berpenampilan demikian?
Dia menjawab enteng saja, tak mau ketinggalan zaman. Sebab, gaya pakaian 70-an sedang jadi trend di kalangan remaja sekarang. “Gaya pakaian seperti ini kan lagi booming. Saya tak mau  ketinggalan. Emang sih, ini model zadul. Tapi,  karena sekarang yang kayak gini lagi trend, jadi nggak zadul lagi,” ujar mahasiswi Unmul, jurusan Hubungan Internasional itu.
Penjelasan Mala pun diamini Neni. Pramuniaga busana wanita di Ramayana Departement Store ini menyebutkan berbagai pakaian dengan model mini dress, baby doll, celana jins beggie, legging dan baju balon, memang jadi pilihan  remaja sekarang. “Mini dress dan legging memang menjadi pilihan banyak konsumen remaja. Tapi enggak cuma anak muda, ibu-ibu juga sering cari model busana era 70-an,” ungkapnya.
Benar saja. Di lantai satu SCP seorang wanita paruh baya sedang asyik memilah-milah pakaian. Saat didekati BONGKAR!, dia mengungkapkan pengalamannya soal gaya busana saat ini. ”Dulu saya sering memakai pakaian yang saat ini jadi trend remaja. Seperti mini dress, baby doll, celana jeans baggie, legging dan baju balon. Saya tidak menyangka kalau trend itu bakal kembali lagi,” ucapnya sambil menyunggingkan senyum.
Mini dress, yang merupakan gaya busana era 70-an ini memang bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman sekarang. Potongannya yang pendek di atas lutut, memamerkan kaki jenjang pemakainya. Gaya ini bisa memberi kesan seksi ataupun kesan feminin yang manis.
Berbagai model mini dress bisa jadi pilihan. Mulai potongan klasik yang sophisticated, gaya mod yang minim tapi detail atau pun gaya feminim dengan berbagai aksen seperti renda atau pita satin. Motifnya pun beragam, bisa polos atau bercorak ramai. Mini  dress juga bisa dipadankan dengan busana lain atau aksesori trendi seperti sepatu, legging, dan ikat pinggang. Padankan mini dress dengan legging untuk gaya aman dan menghilangkan kesan seksi. Anda bisa mengenakan legging warna hitam. Tapi jika percaya diri, jangan ragu pakai legging dengan warna-warna neon yang berani.
Memadukan mini dress dengan ikat pinggang lebar juga bisa ditiru. Aksen ikat pinggang akan membuat tubuh terlihat lebih berbentuk. Gaya ini cocok untuk menyiasati bentuk tubuh lurus agar terlihat lebih berlekuk. Mini dress juga cocok dipadukan dengan boot, flat shoes jeans atau celana bahan berpotongan pensil. Gaya busana ini bisa dikenakan untuk berbagai kesempatan. Mulai ke pesta, clubbing, hingga jalan-jalan santai.
Bicara tentang fashion memang tidak ada habisnya. Namun, jangan terlalu larut, karena tidak selamanya trend fashion harus diadopsi dan dinikmati. Style fashion harus dipilah-pilah dan disesuaikan dengan bentuk tubuh dan corak kulit penggunanya. Ini penting kalau nggak mau disebut korban mode.
 
http://1.bp.blogspot.com/_sYx8LhsF1y0/SRmRPAzVrpI/AAAAAAAAAmY/XuedNQOJuxU/s200/welcome_46.png